Hakim federal di Washington, D.C., telah memerintahkan pemulihan sementara bagi ribuan karyawan USAID yang sebelumnya ditempatkan pada cuti administratif. Keputusan ini memberikan waktu hingga 14 Februari 2025 bagi karyawan untuk kembali bekerja dan mendapatkan akses penuh ke sistem email, pembayaran, dan notifikasi keamanan.
Perintah ini muncul setelah gelombang kebijakan kontroversial yang dimulai sejak Presiden Donald Trump menjabat pada 20 Januari. Dalam beberapa minggu terakhir, pemerintahan Trump mengumumkan pembekuan bantuan luar negeri, penghentian pekerjaan, dan rencana untuk merampingkan USAID dengan menyerap sebagian operasinya ke dalam Departemen Luar Negeri AS, sementara bagian lainnya akan dibubarkan sepenuhnya.
Pada Jumat malam, hanya beberapa jam sebelum rencana cuti administratif massal diberlakukan, Hakim Carl Nichols mengeluarkan perintah penangguhan sementara. Perintah ini menghentikan rencana untuk menempatkan hampir seluruh karyawan langsung USAID pada cuti administratif, yang sebelumnya dijadwalkan berlaku mulai pukul 11:59 malam pada hari itu.
Keputusan ini memberikan sedikit kelegaan bagi lebih dari 13.000 karyawan USAID yang telah menghadapi ketidakpastian besar selama tiga minggu terakhir. Namun, situasi tetap kacau. Beberapa karyawan mulai mendapatkan kembali akses ke akun mereka pada Jumat malam, sementara yang lain masih terkunci hingga Sabtu pagi. Banyak karyawan juga masih bingung apakah mereka harus meninggalkan pos mereka di luar negeri atau tetap tinggal.
Salah satu karyawan USAID yang berbasis di Asia berbagi kisahnya dalam konferensi pers virtual pada Jumat pagi. Ia, bersama keluarganya, sedang bersiap untuk evakuasi medis obstetrik setelah menjalani tiga tahun perawatan kesuburan untuk memiliki anak. “Alih-alih mempersiapkan kelahiran bayi kami, kami tidak tahu apakah Sekretaris Rubio dan Presiden Trump akan meninggalkan kami di luar negeri atau di tanah Amerika,” katanya.
Dalam beberapa minggu terakhir, USAID telah mengalami gelombang pemutusan hubungan kerja, cuti administratif, dan penguncian akses sistem tanpa pemberitahuan. Situs web resmi USAID yang sempat ditarik kembali diaktifkan pada Rabu untuk mengumumkan bahwa hampir semua karyawan langsung akan ditempatkan pada cuti administratif pada tengah malam tiga hari kemudian. Laporan juga menyebutkan bahwa kantor pusat USAID di Washington, D.C., telah memangkas tenaga kerjanya hingga 95% dari ukuran awal.
Pada Sabtu pagi, huruf-huruf yang membentuk nama agensi di kantor pusat USAID di Washington telah diturunkan. Di depan gedung, terdapat karangan bunga dan sebuah batu nisan buatan tangan bertuliskan: “RIP USAID, 1961-2025.” Sebuah tanda lain yang sebelumnya bertuliskan “U.S. Agency for International Development” ditutupi dengan pita hitam, meskipun seseorang sempat menarik pita tersebut sebagai bentuk perlawanan kecil.
Tom Yazdgerdi, presiden American Foreign Service Association — salah satu dari dua serikat pekerja yang menggugat USAID, Departemen Luar Negeri, dan Presiden Trump — menyebut keputusan hakim sebagai langkah awal yang penting untuk menghentikan “serangan sembrono terhadap USAID” dan mendukung para profesional yang berdedikasi melayani negara.
Namun, perintah ini hanya bersifat sementara. Hingga 14 Februari, tidak ada karyawan tambahan yang akan ditempatkan pada cuti administratif, dan tidak ada evakuasi karyawan dari negara tempat mereka bertugas. Hakim Nichols dijadwalkan untuk memberikan keputusan lebih lanjut setelah batas waktu tersebut.
Meskipun keputusan ini memberikan sedikit kelegaan, masa depan USAID tetap tidak pasti. Dengan pembekuan bantuan luar negeri, penghentian program, dan rencana restrukturisasi besar-besaran, banyak pihak khawatir bahwa agensi yang telah berdiri sejak 1961 ini sedang menuju pembubaran.
Bagi ribuan karyawan USAID, keputusan ini bukan hanya tentang pekerjaan mereka, tetapi juga tentang misi kemanusiaan yang mereka jalankan di seluruh dunia. Sementara itu, simbol-simbol perlawanan kecil, seperti penghapusan pita hitam dari tanda nama agensi, mencerminkan harapan bahwa USAID masih memiliki masa depan — meskipun hanya untuk sedikit lebih lama.
Leave a Reply